Feeds:
Pos
Komentar

Hiruk pikuk kehidupan dengan berbagai bentuk aktivitas yang terus bergulir tanpa henti sering melahirkan halangan dan tantangan yang mengantar seorang hamba kepada gundah gulana dan ketidaktenangan hati. Namun bagi seorang mukmin sejati, cahaya Al-Qur’ân dan Sunnah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam adalah penerang jalan menuju kepada kehidupan indah yang senantiasa membuat dadanya lapang dan bercahaya.

Hidup dengan dada yang lapang adalah suatu nikmat yang sangat berharga dan dambaan setiap insan. Renungilah besarnya nikmat ini sehingga Allah ‘Azza wa Jalla mengingatkan Nabi-Nya terhadap karunia tersebut dalam firman-Nya,

“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?” (QS. Al-Insyirâh :1)

Dan Nabi Musa ‘alaissalâm setelah beliau dimuliakan menjadi seorang rasul, maka awal doa beliau kepada Allah Subhânahu Wa Ta’âlâ,

“Berkata Musa: “Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku,”…” (QS. Thohâ :25)

Banyak hal dalam tuntunan syari’at kita yang diterangkan sebagai tumpuan-tumpuan berpijak bagi seorang hamba agar senantiasa berhati lapang dan bercahaya.

Berikut ini, beberapa pilar pelapang dada seorang hamba, kami simpulkan dari keterangan Ibnul Qayyim[1]dan selainnya :

1. Memurnikan Tauhid.

Memurnikan peribadatan kepada Allah Taqaddasa Dzikruhu adalah tonggak keselamatan, tujuan dari penciptaan manusia, misi dakwah setiap nabi yang diutus kepada makhluk dan itulah adalah hakikat dari Islam yang bermakna berserah diri, ikhlash dan tunduk kepada-Nya. Maka sangat wajar bila memurnikan tauhid adalah hal yang sangat melapangkan dada dan meneranginya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam Al-Qur’ân Al-Karîm,

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Az-Zumar :22)

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. Dan inilah jalan Rabbmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran.” (QS. Al-An’âm :125-126)

Dan dengan memurnikan ibadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla manusia akan hidup di bawah teduhan keamanan dan kesejahteraan. Sebagaimana dalam firman-Nya,

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’âm :82)

Dan dalam Tanzil-Nya,

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nûr : 55)

2. Berpegang teguh terhadap Al-Qur’ân dan As-Sunnah.

Allah Jalla wa ‘Alâ menurunkan Al-Qur`ân sebagai rahmat dan kebahagian bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana dalam firman-Nya,

“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur`an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl : 89)

Dan Allah Ta’âlâ berfirman,

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`ân suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur`ân itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian.” (QS. Al-Isrô` : 82)

Dan Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam menyatakan,

لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلِهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيْغُ بَعْدِيْ عَنْهَا إِلَّا هَالِكٌ

“Sungguh saya telah meninggalkan kalian di atas suatu yang sangat putih, malamnya sama dengan siangnya, tidaklah seorangpun menyimpang darinya setelahku kecuali akan binasa.” [2]

Maka sangatlah lumrah bagi siapa yang berpegang teguh terhadap tuntunan Al-Qur`ân dan As-Sunnah akan senantiasa membuat dadanya lapang dan bersinar penuh petunjuk dan kebahagian tanpa ada kesensaraan. Sebagaimana dalam firman-Nya,

“Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thôhâ : 123-124)

“Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al-Qur`ân ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah).” (QS. Thôhâ : 1-3)

3. Berbekal Ilmu Syari’at.

Tatkala seluruh kebaikan bagi manusia tercakup dalam ilmu syari’at maka segala kebahagian dan ketenangan, keberhasilan dan kebahagian manusia sangat bertumpu pada ilmu syari’at. Karena itu Allah Ta’âlâ tidak memerintah Nabi-Nya untuk meminta tambahan nikmat apapun selain dari tambahan ilmu. Allah Ta’âlâ berfirman,

“Dan katakanlah, “Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”.” (QS. Thôhâ : 114)

Dan dengan ilmu syari’at itulah diraihnya berbagai derajat keutamaan di dunia dan akhirat. Sebagaimana dalam firman-Nya,

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujâdilah :11)

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullâh, “Sesungguhnya ilmu itu melapangkan dada dan meluaskannya sehingga ia menjadi lebih luas dari dunia. Dan kejahilan akan mewariskan kesempitan, keterbatasan dan keterkurungan. Kapan ilmu seorang hamba semakin luas maka dadanya akan semakin lapang dan lebih meluas. Namun ini bukanlah pada setiap ilmu, bahkan hanya pada ilmu yang terwarisi dari Ar-Rasul shallallâhu ‘alaihi wa sallam yaitu ilmu yang bermanfaat. Orang-orang yang berilmu (merekalah) yang paling lapang dadanya, paling luas hatinya, paling indah akhlaknya dan paling baik kehidupannya.” [3]

4. Kecintaan Kepada Allah.

Salah satu sifat yang wajib dimiliki oleh seorang yang beriman bahwa kecintaannya kepada Allah adalah yang terbesar dan melebihi kecintaannya kepada seluruh makhluk. Allah berfirman,

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah :165)

Kecintaannya kepada Allah tersebut akan mengantar seorang hamba menuju kehidupan yang sangat indah, kelapangan hati dan ketenangan jiwa karena rongga hatinya hanya terpenuhi oleh kecintaan kepada Allah dan ketergantungan kepada-Nya. Wajarlah bila Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam bersabda,

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءُ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا للهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

“Tiga (sifat) yang tidaklah terdapat pada seseorang, pasti ia akan mendapatkan kelezatan iman; hendaknya Allah dan Rasul-Nya yang paling ia cintai melebihi selain keduanya, dan ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya melainkan hanya karena Allah, serta ia benci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam api neraka.” [4]

5. Senantiasa bertaubat.

Menyadari kekurangan, menyesali kesalahan dan bertaubat kepada Yang Maha Mencipta adalah diantara sifat-sifat yang memberikan berbagai keajaiban dalam kehidupan seorang hamba dan sangat menerangi hati serta melapangkan dadanya. Karena itu, sikap senantiasa bertaubat sangat ditekankan dalam tuntunan syari’at Islam yang mulia. Allah menjamin keberuntungan bagi orang-orang yang senatiasa bertaubat,

“Dan bertaubatlah kalian sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.” (Q.S. An-Nûr :31)

Dari doa Nabi Ibrahim ‘alaissalâm untuk mengujudkan keamanan dan kesejahteraan pada negeri Mekkah yang dirintisnya,

“Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan berilah taubat untuk kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Baqarah :128)

Dan sangatlah indah kehidupan orang-orang yang bertaubat tatkala sifat mulia mereka itu akan memberikan berbagai keutamaan dan kenikmatan sebagai hamba-hamba yang dicintai oleh Allah. Sebagaimana dalam firman-Nya,

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (Q.S. Al-Baqarah :222)

6. Dzikir.

Dzikir adalah penyejuk hati dan penenang jiwa. Allah Subhânahu Wa Ta’âlâ berfirman,

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan dzikir kepada Allah. Ingatlah, hanya dengan dzikir kepada Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S. Ar-Ra’d :28)

Dengan dzikir seorang hamba akan mendapatkan pengampunan dan pahala yang sangat besar,

“…dan laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Q.S. Al-Ahzâb :35)

Dan keberuntungan bagi orang-orang yang banyak berdzikir,

Dan dzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya supaya kalian beruntung.” (Q.S. Al-Jumu’ah :10)

Dan sungguh dzikir membuat hati seorang hamba menjadi lapang dan bersinar tanpa ada kerugian seperti yang terjadi pada orang-orang lalai,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari dzikir kepada Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Q.S. Al-Munâfiqûn :9)

7. Berbuat baik kepada Makhluk.

Memberi manfaat kepada makhluk dengan harta, badan, kedudukan dan selainnya dari berbagai bentuk perbuatan baik adalah hal yang sangat melapangkan dada seorang hamba dan meneranginya. Karena itu Allah ‘Azza wa Jalla memerintah dalam firman-Nya,

“Sesungguhnya Allah menyuruh untuk berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kalian agar kalian dapat mengambil pelajaran.” (Q.S. An-Nahl :90)

Dan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةِ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةِ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ

“Sesusngguhnya Allah telah menetapkan untuk berbuat kebajikan terhadap segala sesuatu. Maka apabila kalian membunuh perbaiklah cara membunuhnya, apabila kalian menyembelih perbaiklah cara menyembelihnya dan hendaknya salah seorang dari kalian mempertajam pisaunya dan membuat tenang sembelihannya.” [5]

Dan di akhirat kelak Allah menjanjikan,

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Adz-Dzâriyât :15-16)

Demikian beberapa pilar pelapang dada seorang mukmin. Dan perlu diketahui bahwa segala perkara yang bertentangan dengan apa yang disebutkan di atas pasti akan memberikan kesempitan, kesesakan dan gundah gulana. Karena itu, tidak seorang pun yang lebih sempit hatinya dari pelaku kesyirikan. Dan siapa yang berpaling dari Al-Qur`ân dan As-Sunnah maka ia akan senantiasa berada dalam berbagai kesengsaraan. Orang yang tidak memiliki ilmu syar’iy akan jauh dari makna ketenangan. Hati yang tergantung kepada selain Allah akan merasakan berbagai kepedihan dan kepahitan. Dan hati yang lalai dari dzikir kepada Allah bagaikan ikan yang dipisahkan dari air. Dan jeleknya hubungan dengan makhluk lain akan melahirkan berbagai problem dalam kehidupan. Dan demikianlah seterusnya.

Tentunya banyak tuntunan pelapang dada yang belum bisa diuraikan disini. Namun kami berharap keterangan-keterangan di atas bisa menjadi pencerahan dan penyenjuk bagi setiap muslim dan muslim dalam mempersiapkan bekal untuk menyonsong kehidupan kekal abadi di akhirat kelak. Waffaqallâhu Al-Jamî’ li mâ yuhibbihu wa yardhâhu.
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى عَبْدِهِ وَرَسُوْلِهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ.

[1] Dalam kitabnya Zâdul Ma’âd 2/22-26, cet. Ke-3 dari Mu`assah Ar-Risalah

[2] Diriwayatkan oleh Ahmad 4/126, Ibnu Mâjah no. 5, 43, Ibnu Abi ‘Ashim no. 48-49 dan Al-Hâkim 1/96 dari hadits Abu Dardâ` radhiyallâhu ‘anhu. Dan dishohihkan oleh Al-Albâny dalam Zhilâlul Jannah 1/27.

[3] Zâdul Ma’âd 2/23

[4] Dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu.

[5] Hadits Syaddâd bin Aus radhiyallâhu ‘anhu riwayat Muslim.
Ust. Dzulqarnain Bin Muhammad Sanusi
sumber: http://an-nashihah.com/index.php?mod=article&cat=PenyejukHati&article=83

kenapa disebut kue terang bulan? karena bentuknya bulat menyerupai bulan purnama, sebelum dilipat jadi dua.

mungkin banyak teman-teman yang heran ya… ngapain aku susah-susah dan capek-capek bikin martabak manis, padahal di luar banyak yang jual? huehehehhe ini gara2 penasaran……mau jadi juragan martabak…ting..ting….k

hayalan tinggi….ga jg ah….

Bahan Kulit:
250 gr tepung terigu
1 sdt ragi instan (yeast)
150 gr gula pasir
375 cc santan hangat
2 butir telur
¼ sdt soda kue

Bahan Isi menurut selera:
Kacang tanah, sangrai, kupas, cincang
Wijen, sangrai
Gula pasir
Coklat
Keju Parut
Susu kental manis

Cara Membuat:
1. Masukkan ragi ke dalam santan hangat, aduk sampai larut dan berbuih, sisihkan.
2. Campur tepung dan gula, buat lubang ditengahnya, masukkan telur ke dalamnya. Uleni sambil dituangkan larutan santan, sampai gula larut, masukkan soda kue, uleni kembali sampau tercampur rata. Biarkan kurang lebih 15-20 menit di tempat yang hangat.
3. Panaskan wajan martabak dan olesi margarine. Tuang adonan ke dalamnya sampai naik dan permukaannya agak mengering dan bagian luarnya menjadi kecoklatan.
4. Angkat dan letakkan ke atas telenan potong.
5. Taburkan gula pasir ke permukaan martabak hingga rata. Disusul dengan susu kental manis. Sesuai dengan selera, taburi bahan kesukaan anda dan bahan taburan dapat dikombinasi.
6. Lipat martabak menjadi 2, potong menurut selera.

gagal…bantat..ga berpori2…hiks !!

resep jitu ala martabak Rumah NINGNONG…: ( PS : baru mau coba mggu dpn hehehe…..)

Ingredients:
Bahan martabak:
500 gram terigu protein sedang
750 cc air
1 butir telor
50 gram gula pasir
1 sdm garam
1 sdt soda kue

Directions:
– Campur semua bahan jadi satu, kecuali soda kue.
– Aduk-aduk dengan menggunakan whisk, sampai adonan rata dan tepung larut. Diamkan 1 jam atau lebih
– Panaskan wajan martabak
– Masukkan soda kue ke dalam adonan, aduk rata
– Tuang adonan ke dalam wajan sampai 1/2 penuh
– Masak sampai bagian atas kering dan kelihatan berpori
– Taburi gula pasir, tutup wajan
– Angkat martabak, olesi dengan mentega, isi sesuai selera

Untuk 10-12 potong

Yummmy ga ya…?…..ga nyerah euy….ayo Dee maju terus pantang mundur….hehehe…banzaiiiii………

Say it with flowers, itulah ungkapan yang sering kita dengar untuk mengungkapkan sesuatu pada seseorang.
Bungalah yang selalu mewakili perasaan kita terhadap seseorang yang kita kasihi dan membuatnya sangat berarti dalam hidup Anda.
Selama beberapa waktu orang mengelompokan bunga sesuai dengan artinya.
Bunga juga bisa kita manfaatkan dan menolong kita sebagai wakil untuk mengungkapkan perasaan yang tak mampu disampaikan lewat kata-kata.

Tiap-tiap bunga dengan warna berbeda bisa diinterpetasikan secara keilmuan bahkan tradisional.
Tradisional:
1. Merah: melambangkan romantis
2. Kuning: melambangkan persahabatan
3. Putih: melambangkan penghormatan
4. Peach: melambangkan tanda terima kasih
5. Merah muda: melambangkan penghargaan
6. Oranye: melambangkan api semangat
7. Ungu: melambangkan cinta pada pandangan pertama

my favorite flower, hehehe…ga minta lho…^_*

1. BUNGA LILY : Suci , manis, sederhana, rapuh, cantik
2. BUNGA MAWAR
Pink : Sayangku, rasa kagum , kebahagiaan; “percayalah padaku”, terimakasih
Merah : Cinta , cantik , aku cinta padamu , rasa hormat , keberanian
Putih : Cinta Sejati, lugu
Peach : Manis, rasa terimakasih, apresiasi, kekaguman, simpati
Merah dan Putih : Simbol penyatuan
3. BUNGA DAISY : Kesucian , kesetiaan
4. BUNGA CHRYSANTHEMUM
Merah : Cinta
Putih : Kejujuran / kebenaran
Kuning : Rasa sayang , kegembiraan , optimis
5. BUNGA ASTER : Symbol cinta, keindahan, dan kecantikan
6. BUNGA TULIP : Cinta yang Sempurna
Merah : percayalah padaku , deklarasi cinta
Kuning : cinta yang tidak ada harapan (buat duka cita biasany cih…)
Dua warna : mata yang indah (..hmm..like me..)
7. BUNGA ANYELIR ( CARNATION)
Pink : Aku tidak akan melupakanmu
Merah : Aku menginginkanmu , rasa kagum
Warna Solid : Ya
Putih : pure love , “good luck” (bila diberikan pada wanita) , manis dan cantik
8. BUNGA ANGGREK : Cinta, cantik, Chinese symbol untuk banyak anak
9. Bunga Bank n Deposito : Halal? ikhlas tanpa pamrih…qiqiqi…

Sista…what your favorite flower ?…(ga minta n ga ngasih…cuma pengen tahu aja )

By ^_*…. Dee…

my favorite….lily is white lily….hehehe

Menurut penelitian, dalam sehari ada 6500 pikiran yang berseliweran di kepala kita. Pikiran itu bisa positif atau negatif. Nah, seandainya pikiran-pikiran yang berseliweran tadi kita tangkapin yang negatif terus kita poles menjadi pikiran positif, maka silahkan hitung berapa banyak waktu yang akan kita habiskan untuk aktifitas poles memoles tadi.

Sebenarnya ada cara yang lebih elegan dan cerdas, yaitu memelihara perasaan positif. Agak aneh memang, kita yang terbiasa di ‘papar’ pelajaran untuk selalu berpikir positif diminta untuk menggeser pemahaman agar berperasaan positif.

Question; mengapa kita butuh berperasaan positif dan bagaimana caranya agar bisa selalu berperasaan positif?
Lanjut Baca »

Kebahagiaan keluarga merupakan impian bagi seorang wanita. Melalui keluarga akan nanti melahirkan ulama, cendiakawan, usahawan atau pimpinan yang unggul.

Suami dalam keluarga memainkan peranan penting dalam memimpin seisi keluarga. Melalui kepimpinan suami itulah mempengaruhi kejayaan dan kebahagiaan sebuah keluarga.

Bagaimanakah ciri-ciri suami yang di idam-idamkan (ideal nan sempurna)..?

Bagi menjawab persoalan ini kita perlu menyelusuri sifat Rasulullah s.a.w. sebagai seorang suami yang di impikan, sosok beliau Baginda mempunyai ciri-ciri suami idaman seluruh wanita.

Ciri-ciri tersebut termasuk:

1- Menyayangi isteri dengan sepenuh hati

Rasulullah s.a.w. menyayangi Khadijah r.a. dengan sepenuh hati karena isterinya merupakan satu nikmat Allah terbesar yang dikaruniakan kepada Rasulullah s.a.w. Baginda amat menyayanginya karena:

  • Khadijah tinggal bersama Baginda selama suku abad dan mereka sama-sama merasai saat-saat suka duka.
  • Dia membantu Baginda ketika suasana yang getir dan sukar.
  • Dia sama-sama membantu Baginda menyebarkan risalah Allah.
  • Dia menyertai Baginda dalam jihad menegak agama Allah.
  • Dia mengorbankan kepentingan diri dan harta bendanya.
  • Rasulullah s.a.w. bersabda: “Dia, Khadijah beriman denganku ketika orang ramai mengkufuriku, dia mempercayaiku ketika orang ramai mendustakanku, dia berkongsi denganku harta bendanya ketika orang ramai menghalangiku.” (Riwayat Ahmad dalam Musnad Ahmad 6/118)

2- Romantik

Rasulullah s.a.w. juga merupakan seorang yang romantik. Bagaimana romantiknya Rasulullah?

  • Tidur bersama isteri dalam satu selimut – Daripada Atha’ bin Yasar: “Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. dan Aisyah r.a., selalu mandi bersama dalam satu bekas. Dan pernah suatu ketika Baginda tidur dengan Aisyah dalam satu selimut, tiba-tiba Aisyah bangun. Baginda kemudian bertanya, “Mengapa engkau bangun?” Jawab Aisyah, “Kerana saya haid wahai Rasulullah,” Sabda Rasulullah, “Kalau begitu, pergilah dan pakaikan kain dan dekatlah kembali kepadaku.” Aisyah pun masuk, lalu berselimut bersama Baginda.” (Riwayat Sa’id bin Manshur)
  • Saling memakaikan wangian – Aisyah berkata: “Sesungguhnya Nabi s.a.w. apabila meminyakkan badannya, Baginda akan memulai dengan auratnya, menggunakan nurah (sejenis serbuk pewangi) dan isteri Baginda meminyakkan bagian lain daripada tubuh Rasulullah s.a.w.” (Riwayat Ibnu Majah)
  • Mandi bersama isteri – Daripada Aisyah r.a. beliau berkata, “Aku pernah mandi bersama Nabi s.a.w., menggunakan satu bekas. Kami bersama-sama memasukkan tangan kami (ke dalam bekas tersebut).” (Riwayat Abdurrazaq dan Ibnu Abu Syaibah)
  • Minum menggunakan bekas yang sama – Daripada Aisyah r.a. dia berkata, “Saya pernah minum daripada cawan yang sama walaupun ketika haid. Nabi mengambil cawan tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut, lalu Baginda minum. Kemudian saya mengambil cawan tersebut lalu menghirup airnya, kemudian Baginda mengambilnya daripada saya, lalu Baginda meletakkan mulutnya pada tempat saya letakkan mulut saya, lalu Baginda pun menghirupnya.” (Riwayat Abdurrazaq dan Sa’id bin Manshur)
  • Membelai isteri – “Adalah Rasulullah s.a.w. tidaklah berlalu setiap hari melainkan Baginda mesti mengelilingi kami semua (isterinya) seorang demi seorang Baginda menghampiri dan membelai kami tetapi tidak bersama (bersetubuh) sehingga Baginda singgah ke tempat isteri yang menjadi giliran Baginda, lalu Baginda bermalam di sana.” (Riwayat Ahmad)
  • Mencium isteri – Daripada Hafshah, puteri Umar r.ha. : “Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. mencium isterinya sekalipun sedang berpuasa.” (Riwayat Ahmad)
  • Berbaring di pangkuan isteri – Daripada Aisyah r.a., “Nabi s.a.w. meletakkan kepalanya di pangkuanku walaupun aku sedang haid, kemudian Baginda membaca al-Quran.” (Riwayat Abdurrazaq)
  • Panggilan mesra – Rasulullah s.a.w. memanggil Aisyah dengan beberapa nama panggilan yang disukainya seperti Aisy dan Humaira‘ (si pipi merah delima).
  • Menyejukkan kemarahan isteri dengan mesra – Nabi s.a.w. memicit hidung Aisyah r.ha. sekiranya dia marah dan Baginda berkata, “Wahai Uwaisy, bacalah doa: “Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku dan lindungilah diriku daripada fitnah yang menyesatkan.” (Riwayat Ibnu Sunni)
  • Memberi hadiah – Daripada Ummu Kaltsum binti Abu Salamah, dia berkata, “Ketika Nabi s.a.w. berkahwin dengan Ummu Salamah, Baginda bersabda kepadanya: “Sesungguhnya aku hendak memberikan hadiah kepada Raja Najasyi sepersalinan pakaian dan beberapa botol minyak kasturi, namun aku mengetahui bahawa Raja Najasyi telah meninggal dunia dan aku mengagak hadiah itu akan dikembalikan kepadaku, aku akan memberikannya kepadamu.” Dia (Ummu Kaltsum) berkata, “Benarlah keadaan Raja Najasyi seperti yang disabdakan Rasulullah s.a.w. dan hadiah tersebut dikembalikan kepada Baginda, lalu Baginda memberikan kepada isteri-isterinya sebotol minyak kasturi, manakala baki daripada minyak kasturi dan pakaian tersebut Baginda beri kepada Ummu Salamah.” (Riwayat Ahmad)

3- Menghormati dan menjaga perasaan isteri

Rasulullah s.a.w. merupakan seorang suami yang sentiasa menghormati dan menjaga perasaan isterinya. Suatu ketika, ketika Rasulullah hendak melaksanakan solat malam, Baginda mendekati isterinya Aisyah. Aisyah berkata: “Di tengah malam Baginda mendekatiku dan ketika kulitnya bersentuhan dengan kulitku Baginda berbisik, “Wahai Aisyah, izinkan aku untuk beribadah kepada Tuhanku.”

4- Tidak berkasar dan berlemah lembut dengan isteri

Berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah s.a.w. bahawa pada suatu hari salah seorang isterinya datang dengan membawa makanan untuk dikirimkan kepada Rasulullah yang sedang berada di rumah Aisyah. Tiba-tiba Aisyah dengan sengajanya menjatuhkan makanan itu sehingga piring tersebut pecah dan makanannya jatuh berderai. Melihat sikap Aisyah tersebut, Rasulullah s.a.w. tidak berkasar dengan Aisyah sebaliknya dengan lemah lembutnya Baginda meminta Aisyah menggantikan makanan tersebut.

5- Membantu isteri

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Aisyah r.ha. pernah ditanya seorang lelaki yang bernama Aswad tentang apa yang dilakukan oleh Rasulullah s.a.w. ketika berada di dalam rumahnya? Maka Aisyah menjawab: “Rasulullah s.a.w. sentiasa membantu ahli keluarganya melakukan kerja rumah. Dan apabila tiba masuk waktu shalat, baginda keluar untuk shalat.”

Demikianlah beberapa contoh bagaimana Rasulullah s.a.w. menunjukkan akhlak yang sangat mulia. Kepulangan Rasulullah s.a.w. ke rumah bukan sekadar untuk beristirahat dan bermesraan dengan ahli keluarganya saja. Bahkan, Baginda di rumahnya juga adalah untuk membantu isterinya menguruskan rumah tangga. Inilah yang Baginda lakukan walaupun mempunyai tugas dan tanggungjawab di luar rumah.

Kesimpulannya, kita perlu mencontohi akhlak dan keperibadian Baginda tersebut. Sesibuk-sibuk kita, tidak seperti sibuknya Rasulullah s.a.w. Setinggi-tinggi pangkat kita di tempat kerja, tidaklah setinggi pangkat dan darjat Rasulullah s.a.w. Maka apakah yang menghalang kita daripada membantu meringankan tugas dan urusan isteri kita di rumah?

Betapa besarnya pengorbanan Rasulullah s.a.w. sebagai seorang suami terhadap isterinya. Maka sebagai seorang suami, contohilah sikap Baginda ini ketika bermuamalah bersama isteri. Manakala buat para isteri, ingatkan suami anda tentang ciri-ciri suami idaman. Semoga berbahagia bersama pasangan anda!

(Liyana.Z : Semoga bertemu cinta hakiki di-dunia & Insya Allah, biar sampai ke Jannatul Firdausi – “Ya Allah perindahkanlah akhlak ku seperti mana indahnya akhlak Rasulullah SAW, tenangkanlah hati ku bagai tenangnya air di tasik, dan serikanlah wajahku bagai bercahayanya bulan purnama di hari berserinya wajah orang-orang beriman…. Amin” )…..hopefully…amin Illahi amin Yaa Rabb… (windhy Dee )

Penulis adalah Pensyarah di UIAM berkelulusan Ijazah Sarjana Muda di Universiti Islam Antarabangsa (UIAM) & Ijazah Sarjana (MA) dalam Bahasa Arab juga di UIAM. Sedang menyambung pengajian peringkat PHD di Universiti Malaya (UM).

‘Ya Allah, izinkan aku untuk mencintai-Mu melebihi segala yang ada di dunia ini. Izinkan aku mencintai orang yang mencintai-Mu. Izinkan aku mencintai segala perkara yang dapat menjuruskan aku untuk mencintai-Mu… Kaifa ad’uka wa ana ana, ya Wadud. Wa kaifa aqta’i raja’i minka wa Anta Anta ya Rahman. Amin Ya Rabb’

Dunia hari ini tidaklah keterlaluan jika ia disifatkan sebagai dunia yang liar atau asing. Liar dan asing kerana ia tampak begitu berjaya mengasingkan rasa kasih dan cinta kepada al-Khaliq dari benak hati manusia hingga tidak lagi gemar berjinak-jinak dengan Allah SWT.

Akhirnya, segala bentuk cinta dunia yang bersifat sementara pantas mengambil alih takhta di hati manusia. Sehingga cinta palsu menyumbang kepada segala kejahatan dan kerosakan di muka bumi.

Dalam mengingatkan kita mengenai fenomena ini, Sheikh Abu Madyan r.a ada menyatakan yang bermaksud:

“Barang siapa yang sibuk dengan tuntutannya terhadap dunia, niscaya dibalakan dengan kehinaan di dalamnya”. (Lata’if al Minan fi Syarh Hikam Abi Madyan).

Maka di antara bentuk kehinaan itu ialah dipalingkan hati dari merasakan dirinya mendapat bahagian cinta dari Allah SWT dan menyebabkan hilangnya rasa baik sangka terhadap-Nya.

Namun, sejauh manapun manusia itu memalingkan hatinya dari mengingati Pencipta-Nya, tetap jua Pencipta itu mencurahkan belas rahmat, ihsan dan kasih-Nya yang tidak bahagia. Walaupun pada setiap saat dan waktu hamba-hamba-Nya terus  melakukan maksiat dan mengingkari perintah-Nya.

Hal ini, menunjukkan kehebatan dan kebesaran kasih dan cinta Allah SWT terhadap kita semua.

Walau demikian, sehebat manapun cahaya cinta Ilahi di sekeliling kita, ia tidak akan menyinari kehidupan mereka buta mata hatinya. Inilah yang menjadikan jiwa insan kosong dan sunyi walaupun dikelilingi harta kemewahan, anak-pinak dan sahabat handai taulan.

Situasi ini menjadikan dirinya berasa terbebani menunaikan ibadah lantaran jiwanya yang kosong dari nikmat bermesra dan bermunajat ke hadirat Allah SWT. Situasi malang ini mungkin turut melanda para agamawan jika sentuhan manhaj atau madrasah cinta Ilahi ini tidak mereka temukan dan terapkan dalam perjalanan mereka.

Pelbagai Jelmaan Cinta al-Khaliq

Di antara kunci menemukan sentuhan cinta Ilahi adalah dengan kita bertafakur tentang berbagai hakikat keluasan cinta-Nya itu. Sesungguhnya seluas mana pun rasa cinta dan kasih yang dipersembahkan oleh makhluk kepada al-Khaliq tidak sedikit pun mampu menyaingi setitis kasih Allah terhadap hamba-Nya.

Yang demikian itu adalah sifat Allah Yang Mulia di mana rahmat dan kasih sayang-Nya sentiasa mendahului kemurkaan-Nya.

Keharuman kasih Allah SWT kepada manusia turut tersebar wangiannya melalui perutusan Sayyid al-Mursalin Muhammad SAW.

Allah SWT berfirman, maksudnya:

Sesungguhnya Allah telah menganugerahkan karunia-Nya ke atas orang-orang beriman tatkala mengutuskan buat mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri. (ali-’Imran: 164)

Baginda SAW adalah makhluk yang menyebarkan rasa kasih dan kerahmatan ini melalui mutiara kalam, perilaku dan akhlaknya. Maha Suci Allah yang telah mengutus Baginda SAW sebagai penyempurna bagi kemuncak akhlak yang mulia. Baginda SAW bersabda, maksudnya: “Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.

Walaupun Allah SWT berhak atas kedudukan-Nya sebagai Khaliq dan Rabb dengan apa cara yang dikehendai-Nya, kita akhirnya menerima risalah-Nya melalui sentuhan cinta makhluk pilihan-Nya, Nabi Muhammad SAW.

Melalui risalah rahmat dan mahabbah (kasih sayang) itu, segala makhluk di muka bumi ini dapat menadah titis-titis rahmat dan kasih Allah SWT mengikut sekadar mana yang diizinkan oleh-Nya. Mereka yang kafir tetap diberi peluang mendengar, meneliti, merenung dan mencari jalan hidayah serta tidak terus diazab berdasarkan kekufurannya.

Kaum munafik tidak diperintahkan agar dibunuh. Bahkan selagi lidahnya menyaksikan “Tiada tuhan selain Allah dan Muhammad itu pesuruh Allah”, maka darah dan hartanya terpelihara di sisi Islam walaupun hakikat kesudahan mereka adalah di tingkat terbawah dari tingkatan neraka.

Demikian juga bagi kaum yang fasiq. Mereka diberi ruang dan peluang mencari jalan hidayah sepanjang kehidupannya dan bertaubat membersihkan diri daripada dosa-dosa lalu, tanpa diturunkan azab secara terus seperti mana yang melanda umat nabi-nabi terdahulu.

Inilah sikap pemurah dan belas kasihan Allah SWT kepada makhluk-Nya, sedangkan Allah SWT tidak sedikitpun berkehendak atau perlu kepada makhluk-Nya seperti firman-Nya dalam hadis qudsi yang bermaksud: “Wahai hamba-hamba-Ku, kalian tidak akan dapat menggunakan sesuatu kemudaratan untuk memudaratkan-Ku dan tidak akan dapat menggunakan sesuatu yang bermanfaat untuk memberikan sesuatu manfaat kepada-Ku”.

Melalui hadis qudsi ini Allah SWT menerangkan bahawa setiap maksiat hamba-Nya itu tidak sedikitpun dapat menggoncang kerajaan dan kekuasaan-Nya atau mengurangkan kehebatan-Nya. Dan setiap ibadat hamba-Nya itu tidak sedikitpun memberi manfaat kepada-Nya.

Bahkan kekallah kerajaan Allah SWT gagah perkasa dan berdiri dengan sendiri-Nya tanpa memerlukan bantuan makhluk-makhluk-Nya.

Maka hakikat sebenar Allah SWT memerintahkan hamba beribadat dan menunaikan perintah-Nya serta meninggalkan larangan-Nya ialah demi kasih sayang dan rahmat-Nya. Ia agar manfaat semua itu kembali kepada para hamba-Nya, juga untuk faedah dan kebaikan mereka sendiri di dunia dan di akhirat.

Peringatan inilah yang zahir dalam firman Allah,

Dan siapa yang berjihad sesungguhnya dia berjihad untuk dirinya sendiri, sesungguhnya Allah adalah Maha Kaya daripada (memerlukan) sekelian alam. (al-Ankabut: 6)

Di antara tanda cinta Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya juga, Dia sentiasa membuka pintu keampunan-Nya kepada mereka yang melampaui batas dan menzalimi diri sendiri dengan melakukan dosa dan maksiat.

Malah, Allah SWT melarang para hamba-Nya berputus asa dari rahmat dan kasih sayang-Nya walau sebesar mana pun dosa dan maksiat yang mereka lakukan.

Allah SWT berfirman yang bermaksud:

Katakanlah, wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas (melakukan dosa), janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah… (al-Zumar: 53)

Allah SWT dengan sifat Pengasih dan Penyayang-Nya membuka seluas-luasnya pintu keampunan buat mereka dengan berbagai jalan. Di antara jalannya adalah memperbanyakkan amal kebajikan karena ia adalah penghapus kejahatan.

Selain itu, memperbanyakkan istighfar memohon keampunan kepada-Nya sebagaimana dalam maksud sebuah hadis qudsi: “Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian melakukan kesalahan (dosa) pada waktu malam dan siang, sedangkan Aku mengampunkan dosa keseluruhannya, maka mohonlah keampunan daripada-Ku, niscaya Aku akan mengampunkan kalian”.

Memperbanyakkan istighfar dan taubat juga adalah tanda seorang mukmin yang benar dan sempurna dalam keimanannya. Oleh kerana itulah, sekalipun Baginda SAW terpelihara daripada melakukan dosa dan maksiat, Baginda selalu istighfar dengan jumlah yang banyak setiap hari.

Menurut Sheikh al Islam Imam al Akbar Dr. Abdul Halim Mahmud r.a, Nabi SAW beristighfar bukan karena melakukan dosa dan kelalaiannya sebab adalah mustahil bagi kedudukan dan darjat Baginda SAW. Sebaliknya, istighfar Baginda SAW adalah istighfar ibadah sebagai suatu munajat dan berlazat-lazat dalam pengabdiannya kepada Allah SWT.

Inilah suatu sisi daripada gambaran keistimewaan dan kesempurnaan Rasulullah SAW bagi sesiapa yang telah dibukakan oleh Allah SWT pintu untuk mengenali-Nya.

Cinta al-Khaliq terhadap makhluk juga, seperti yang dipetik dari kalam Nubuwwah, lebih hebat daripada kasih seorang ibu yang sentiasa bersungguh-sungguh menjaga, mempertahankan dan menjamin keselamatan bayinya yang masih kecil.

Jika kasih ibu dipuja dan dinobatkan begitu tinggi oleh manusia tanpa mengira agama, maka seharusnya cinta dan kasih Tuhan itu lebih dipuji, dipuja dan didaulatkan. Justru, wajarlah cinta Ilahi itu dibalas dengan rasa pengagungan, taat setia dan menjunjung perintah dengan penuh keikhlasan, keazaman dan keluhuran budi.

Para penghulu salafussoleh yang telah sekian lama meninggalkan kita telah pun mengecapi nikmat ini. Nikmat berlezat-lezatan dalam mencintai Allah SWT dan Allah SWT pula mencintai mereka.

Munajat dan rintihan mereka menjadi perhiasan malam hari dalam usaha mendamba kasih-Nya. Mereka benar-benar telah mendambakan cinta dan kasih al-Khaliq. Cahaya kasih itu pula terpancar dari kalam nasihat dan bicara mereka buat umat.

Bicara, nasihat dan pedoman mereka terbit dari hati yang telah disirami dengan cinta al-Khaliq. Lantas apa yang disampaikan benar-benar membekas di hati para pendengarnya. Lalu diamalkan dan dijadikan sebagai manhaj ikutan dalam kehidupan sehingga ke hari ini.

Demikianlah keistimewaan dan keajaiban bagi hati yang telah disinari cahaya kasih dan cinta Allah SWT.

Maka tiada lagi pilihan bagi golongan beriman selain berusaha mencari jalan memburu kasih dan cinta-Nya. Terdapat pelbagai jalan melalui amal kebajikan dan peribadatan untuk meraih kasih-Nya, sebanyak nafas yang keluar masuk di jasad insan.

Memburu cinta Allah juga bererti memburu cinta para kekasih Allah yang boleh menyampaikan kita kepada Allah. Apabila kita dihimpunkan bersama para kekasih Allah SWT yang benar-benar mendapat pandangan khusus dan inayah-Nya, pada saat itulah segala kalam bicara, tindak-tanduk dan seruan kita menjadi cerminan bagi sunnah Penghulu Segala Rasul, Sayyiduna Muhammad SAW.

Semoga kita semua benar-benar dapat mengecapi nikmat cinta Ilahi. Cinta Tuhan Yang Maha Tinggi, yang menyifatkan sifat cinta, kasih dan rahmat pada diri-Nya melalui firman-Nya yang bermaksud:

Dialah Tuhan Yang telah menurunkan hujan setelah mereka (manusia) berputus asa dan Dia sentiasa menyebarkan rahmat-Nya serta Dialah Tuhan yang mengurniakan pertolongan dan Tuhan Yang Maha Terpuji. (asy-Syura: 28).

Wallahu a’lam.

(Imam Nawawi) :

“Aku mencintaimu karena agama yang ada padamu, jika kau hilangkan agama dalam dirimu, hilanglah cintaku padamu.”


Kata cinta, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan wakil dari perasaan kasih, sayang, atau rindu yang sangat dalam. Namun dalam konteks atau kadar kalimat tertentu, ia bisa juga mewakili perasaan sedih.

Cinta adalah salah satu sumber kekuatan unik dalam diri manusia. Ia menjadi tenaga penggerak hati dan jiwa yang akan menghasilkan sikap, perbuatan dan perilaku. Cinta bisa seperti yang terurai dalam sebait sajak dari film laris indonesia, Ketika Cinta Bertasbih:

Cinta adalah kekuatan yg mampu
mengubah duri jadi mawar
mengubah cuka jadi anggur
mengubah sedih jadi riang
mengubah amarah jadi ramah
mengubah musibah jadi muhibah.

Namun demikian, cinta pun bisa menghasilkan perubahan yang sebaliknya: mengubah mawar menjadi duri, dan seterusnya.

Hal yang demikian bisa terjadi karena cinta bersemayam di dalam hati yang bersifat labil. Seperti sabda Rasulullah saw. hati itu bersifat gampang terbolak-balik bagaikan bulu yang terombang-ambing oleh angin yang berputar-putar. Sebagaimana amal-amal dan perilaku kita yang senantiasa bersumber dari niat dan motivasi di dalam hati, maka cinta pun bisa mewujud dengan dasar niat yang beraneka rupa. Ada cinta yang tulus, penuh kerelaan. Namun ada pula cinta yang penuh duri dan racun. Ada cinta yang merupakan buah keimanan dan ketaqwaan. Namun ada pula cinta yang berlandaskan nafsu hina.

Bagi seorang muslim dan beriman, cnta terbesar dan cinta hakiki ialah cinta kepada Allah. Bentuk cinta dapat kita wujudkan dalam berbagai rupa tanpa batas ruang dan waktu dan kepada siapa atau apa saja asalkan semuanya bersumber dari kecintaan kita kepada Allah dan karena menggapai ridha-Nya.

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (Al-Baqarah: 165)

Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (ikutilah Muhammad saw.), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. (Ali Imran: 31)

“Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. At Tirmidzi)

Kata-kata mutiara tentang cinta

Agar cinta tidak menjerumuskan kita ke dalam lubang kehinaan, ada baiknya kita mengambil hikmah dari sumber-sumber islam dan perkataan para ulama berikut ini.

Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.

Hamka

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.

Hamka

Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut) Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya.

Ar Rabi’ bin Anas (Jami’ al ulum wal Hikam, Ibnu Rajab)

Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar (cinta) dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya.

Salman al Farisi (Az Zuhd, Imam Ahmad)

Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka nasehat susah untuk memasukinya.

Malik bin Dinar (Hilyatul Auliyaa’)

Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu.

Ali bin Abi Thalib

Engkau berbuat durhaka kepada Allah, padahal engkau mengaku cinta kepada-Nya? Sungguh aneh keadaan seperti ini. Andai kecintaanmu itu tulus, tentu engkau akan taat kepada-Nya. Karena sesungguhnya, orang yang mencintai itu tentu selalu taat kepada yang ia cintai.

A’idh Al-Qorni

Demikianlah beberapa kutipan dari sedikit tokoh-tokoh islam yang semoga bisa kita ambil hikmahnya. Semoga Allah memudahkan saya untuk menambah koleksi ini dan memberikan manfaat kepada pembacanya.

….”Mutiara hati Al Habib  Islamic web service “…..

The greatest weakness of most humans is their hesitancy to tell (show) others, How much they love them
while they’re alive.”

ps : baguuuuussssssss bgt waktu baca ini…so..i copy paste in my blog…

Kalo ke Bali dengan duit empat juta bakal kurang tuh”
Demikian kalimat dari salah seorang kawan yang tahun lalu berangkat liburan ke bali selama tiga hari. Saya sangat terperanjat mendengar kalimatnya. Mengapa tidak, budget sebesar itu bahkan melebihi dana yang saya habiskan ketika menyeberangi dua negara di eropa, Belgia dan Belanda dalam hitungan waktu yang sama. Usut punya usut, ternyata ia berangkat ketika peak season, yaitu pada saat lebaran, dimana harga tiket pesawat sedang melambung tinggi. Ditambah lagi ia menginap di hotel berbintang dilangit. Tak heran mengapa ia berkata demikian.

Saya yakin, tak sedikit dari kita juga berpendapat yang sama, bahwa berlibur ke destinasi domestik, khususnya Bali adalah suatu hal yang bakal menguras isi kantong. Oleh karenanya liburan ke pulau ini menjadi hal yang sangat mewah, bahkan mungkin kita bisa kesana hanya bila menabung dari jauh-jauh hari atau jika beruntung memenangkan sebuah kuis liburan ke Bali di televisi.

Setiap orang memiliki pendapat sendiri tentang liburan atau jalan-jalan. Ada yang rela membayar mahal untuk penginapan mewah dan menyewa paket tour agar ia bisa menikmati liburannya dengan santai dan tak direpotkan oleh urusan ini itu. Seperti seorang kawan saya yang menghabiskan budget 3,4 juta untuk liburan 3 hari 2 malam di pulau Derawan. Sebaliknya ada juga yang berusaha menekan budget perjalanan sedemikian rupa dengan konsekuensi tidur di hostel dengan fasilitas seadanya, menumpang tidur di rumah kawan, penduduk lokal atau bahkan di stasiun kereta atau airport. Itinerary (rencana rute/perjalanan) pun disusun secara mandiri, tak menggunakan jasa guide atau paket tour. Mereka yang sering bepergian dengan cara seperti ini berpendapat bahwa jalan-jalan tak mesti mewah, asalkan bisa pergi ke luar kota, mengenal berbagai macam budaya, menambah wawasan, mengunjungi tempat wisata dan land mark, berfoto-foto lalu di upload ke blog atau facebook :). Mereka yang menganut ‘faham’ demikian, menamakan diri mereka Backpacker, Turis Kere, Plesir Semi Gembel, dsb. Dan saya adalah salah seorang diantaranya.

Beberapa minggu lalu, saya mengunjungi pulau Bali bersama kedua adik saya tercinta. Lalu setiba di Denpasar, saya bergabung dengan dua orang rekan Backpacker dari Balikpapan yang belum pernah saya temui sebelumnya, Yani & Anna. Kami hanya berkenalan melalui milis Indobackpacker, lalu berkomunikasi via email dan facebook untuk merencanakan detail perjalanan kami.

Alhamdulillah selama 5 hari perjalanan mengunjungi pulau Bali, kami tak menemukan kendala yang berarti meskipun ada beberapa hal dari itinerary yang meleset dari perencanaan,
dikarenakan Force majeure (flight saya ditunda beberapa jam, hingga akhirnya saya terlambat tiba di Denpasar). Kami memutuskan untuk tidak mengunjungi Pura Besakih dan Monkey Forest, dan cuaca di Bali yang sangat panas hingga kami batal melakukan water sport. Meskipun demikian, ada pula hal-hal diluar perencanaan yang kemudian tiba-tiba kami putuskan on the spot. Hal demikian lumrah adanya selama kami dapat menikmati seluruh perjalanan kami.

Berikut adalah Itenerary dan dana yang kami habiskan selama 3 hari (2 hari sisanya hanya di sekitar Kuta).

Hari pertama:

10.15-11.00: Perjalanan ke Pasar Sukawati III
11.00-12.00: Shopping di Pasar Sukawati III
12.00-12.15: Perjalanan ke Mesjid untuk sholat Jumat
12.30-13.30: Sholat Jumat/Zhuhur
13.30-13.45: Perjalanan ke Pasar Sukawati 1
13.45-15.00: Lunch dan Shopping
15.00-15.30: Perjalanan ke Tirta Empul
15.30-17.30: Mengelilingi Tirta Empul. Di tempat ini dan seluruh pura di bali harus menutupi kaki hingga bagian bawah, jadi harus mengenakan celana panjang, rok panjang atau sarung. Bagi yang ingin masuk ke bagian pura harus mengenakan ikat pinggang kain yang sudah disediakan. Wanita yang sedang menstruasi tidak diperkenankan memasuki daerah pura.
17.30-18.00: Perjalanan ke Bebek Bengil
18.00-19.30: Dinner di Bebek Bengil….Yummy abis
19.30-20.45: Balik ke Hostel

Pengeluaran selama hari 1:
-Hostel Rp.90.000 dibagi dua jadi Rp.45.000
-Parkir Sukawati III Rp 4.000
-Parkir sukawati I Rp 2.000
-Htm Tirta Empul Rp 10.000
-Lunch nasi campur dan teh manis Rp 13.000
-Dinner di Bebek Bengil Rp 52.000
-Lunch Supir Rp 13.000
-Fee supir Rp 105.000
-Tips supir Rp 20.000
-Mobil Rp 175.000
-Bensin Rp 100.000
Pengeluaran pribadi: 45.000+10.000+13.000+52.00

0=Rp 120.000
Untuk parkir, makan, fee dan tips supir, mobil, bensin: 4.000+2.000+13.000+105.000+20.000+175.000+100.000= Rp 419.000, dibagi 5= Rp. 83.800

Total Pengeluaran pribadi hari I: 120.000+83.800= Rp 203.800
Hari ke dua:

03.00-05.30: Perjalanan ke Lovina untuk melihat lumba-lumba di tengah laut. Harus berangkat pagi, karena lumba-lumba hanya muncul sekitar jam 6-8. Sebagian perjalanan berkelok-kelok, hati-hati yang gampang mabuk. Opsi lain adalah dengan menginap sehari sebelumnya di penginapan di daerah Lovina.
05.30-09.00: Mengunjungi lumba-lumba dengan menyewa kapal nelayan.
09.00-10.00: Perjalanan ke Gitgit waterfall. Air terjun kembar dengan ketinggian 30 meter.
10.00-12.00: Foto-foto di Gitgit waterfall, kami adalah pengunjung pertama di hari itu.
12.00-13.00: Perjalanan ke Danau Beratan. Di tepi danau ini terdapat Pura Ulun Danu yang biasa kita lihat gambarnya di uang pecahan Rp 50.000.
13.00-14.30: Foto-foto di Danau beratan, menikmati pemandangan danau, pura dan gunung.
14.30-15.30: Perjalanan ke Taman Ayun (Salah satu Pura tertua di Bali)
15.30-16.30: Mengelilingi Taman ayun
16.30-17.30: Balik ke hostel
17.30-17.40: Jalan kaki ke Pantai Kuta
17.40-18.15: Menikmati sunset di Kuta
18.15-18.30: Ke Kuta Square, nyari dinner, nemu KFC langsung masuk.
19.00-19.20: Balik ke Hostel
Pengeluaran selama hari ke dua:
-Hostel Rp.90.000 dibagi dua jadi Rp.45.000
-Sewa kapal ke tengah laut untuk liat lumba-lumba Rp 60.000
-Parkir Gitgit Rp 5.000
-Htm Gitgit Rp 5.000
-Parkir liat monyet di pinggir jalan daerah Singaraja Rp 2.000
-Lunch soto ayam dan es jeruk Rp 13.000
-Parkir Danau Beratan Rp 3.000
-Htm Danau Beratan Rp 10.000
-Htm Taman Ayun Rp 3.000
-Parkir Taman Ayun Rp 5.000
-Dinner di KFC Kuta Square: Rp 31.000
-Fee supir Rp 135.000
-Tips supir Rp 20.000
-Mobil Rp 175.000
-Bensin Rp 100.000

Pengeluaran pribadi: 45.000+60.000+5.000+13.000+10.000+3.000+31.000=Rp 167.000
Untuk parkir, fee dan tips supir, mobil, bensin: 5.000+2.000+3.000+5.000+135.000+20.000+175.000+100.000= Rp 445.000, dibagi 5= Rp. 89.000

Total Pengeluaran pribadi hari kedua: 167.000+89.000= Rp 256.000
Hari ke tiga:

06.00-06.15: Perjalanan ke Pantai Sanur. Bangun nya telat karna tepar semalam
06.15-07.15: Menikmati sunrise di Pantai Sanur.
07.15-07.30: Perjalanan ke Pulau Serangan
07.30-09.15: Menyusuri Pulau Serangan (Pantai terindah, terbersih dan tersepi yang pernah kami kunjungi selama di Bali)
09.15-09.30: Perjalanan ke Airport
09.30-10.00: Airport, jemput Ayu (teman dari Jkt)
10.00-10.30: Perjalanan ke Tanah Lot
10.30-12.00: Mengelilingi Tanah Lot
12.00-13.00: Lunch, sholat
13.00-13.30: Perjalanan ke GWK (Garuda Wisnu Kencana)
13.30-14.30: Mengelilingi GWK
14.30-14.45: Perjalanan ke pantai Dream Land
14.45-15.15: Foto-foto sebentar di Dream Land, cuaca siang itu sangat panas.
15.15-16.00: Perjalanan ke Uluwatu
16.00-18.00: Menyusuri bukit dan pura Uluwatu, hati-hati dengan monyet yang berada disekitar bukit, jaga kacamata dan asesoris rambut anda. Kami sempat bertemu dengan 3 orang pengunjung yang kacamata dan ikat rambutnya direbut oleh monyet setempat. Entahlah, mungkin monyet juga ingin gaya.
18.00-18.20: Perjalanan ke Pantai Jimbaran
18.20-20.00: Dinner seafood at Jimbaran, yummy and cool view
20.00-20.20: Perjalanan ke Kampung Bali (beli souvenir)
20.20-21.15: Shopping di Kampung Bali
21.15-21.30: Balik ke Hostel
Pengeluaran selama hari 3:
-Hostel Rp.90.000 dibagi dua jadi Rp.45.000
-Parkir Sanur Rp 5.000
-Htm Pulau Serangan Rp 5.000
-Htm Tanah Lot Rp 10.000
-Parkir Tanah Lot Rp 5.000
-Lunch nasi padang dan teh manis Rp 18.000 (lain kali makan di luar area Tanah lot deh, mahal soale)
-Htm GWK Rp 25.000
-Parkir GWK Rp 5.000
-Htm Dream land Rp 2.000
-Parkir Dream land Rp 3.000
-Htm Uluwatu Rp 3.000
-Parkir Uluwatu Rp 3.000
-Dinner seafood di Jimbaran Rp 70.000
-Fee supir Rp 180.000
-Tips supir Rp 20.000
-Mobil Rp 175.000
Pengeluaran pribadi: 45.000+5.000+10.000+18.000+25.000+3.000+3.000+70.000=Rp 179.000
Untuk parkir, fee dan tips supir, mobil:
5.000+5.000+5.000+3.000+3.000+180.000+20.000+175.000= Rp 396.000, dibagi 6= Rp. 66.000

Total Pengeluaran pribadi hari ketiga: 179.000+66.000= Rp 245.000

Total pengeluaran di Bali selama 3 hari: 203.800+256.000+245.000= Rp 704.800

Nah, kalau ada cara yang lebih murah dan menyenangkan, kenapa mesti bayar mahal?

So…keBali (lagi) yuks!

Nb:
– Mobil yang kami sewa adalah Avanza, dengan biaya Rp 175.000 per hari. Bisa menghubungi Ibu Lanny di no hp: 08123850900.
– Supirnya adalah Pak Gede Suwita. Orang nya ramah dan baik, tak hanya mengantar ke tujuan, beliau juga menemani kami di beberapa tempat wisata, sekiranya diperlukan. Bisa di hubungi di no hp: 081338590310. Fee untuk 8 jam adalah Rp 60.000, dan Rp 15.000/extra hour.
– Kami menginap di Hotel Bali Sandat Inn di Jalan Legian 120 (10 menit jalan kaki ke pantai Kuta) Kamar yang kami sewa berfasilitas: double bed, kamar mandi di dalam, fan, balkon, breakfast roti dan teh/kopi. Rate 90 ribu permalam. Reservasi di 0361/753491.
-Foto-foto bisa dilihat di album Bali, Indonesia.

Tips:
-Bagi penggemar fotografi dan budaya, waktu terbaik untuk mengunjungi Bali adalah beberapa hari menjelang Nyepi atau Galungan, karena pada saat itu banyak diadakan upacara adat/ keagamaan.
-Pergi secara rombongan akan menghemat budget transportasi. Tapi bila sendiri atau berdua, bisa menyewa motor di Denpasar. Harga kisaran 40-70 ribu perhari.

Doa ku….

Bismillahirohmanirohim…Yaa Allah…Ya Rabb…

Aku tidak meminta yang sempurna
Tapi aku meminta seseorang yang tidak sempurna
Sehingga aku bisa membuatnya sempurna di mata-Mu
Seseorang yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segalanya
Seseorang pria yang meletakkanku di posisi kedua dihatinya setelah Engkau
Seorang pria yang tidak hidup untuk dirinya sendiri tapi juga untuk-Mu.
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatiku
Seorang pria yang tidak hanya memuja tapi juga menasehatiku ketika aku salah
Seseorang yang mencintai bukan karena kecantikanku tapi karena hatiku
Seorang yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi
Membuatku merasa sebagai wanita ketika disebelahnya
Seorang pria yang mebutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
Seorang pria yang membutuhkan do’aku untuk kehidupannya

Dan aku juga meminta…
Buatlah aku menjadi perempuan yang dapat membuat pria itu bangga..
Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintai-Mu
Sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-Mu,Bukan dengan sekedar cintaku
Berikan sifat-Mu yang lembut,Sehingga kecantikanku datang dari-Mu..Bukan dari luar diriku
Berilah aku tangan-Mu sehingga Aku selalu mampu berdo’a untuknya…
Amin Illahi Amin Ya Rabb….

beby says :

aq hanya bisa tersenyum dan tertegun membaca doa liyana. Subhanallah sangat indah mgkin itu kebalikan dari doa seorang laki2. amin…

Amin Illahi amin Ya Rabb…
If love asks a question, do not deceive…For the truth is the answer, I only believe..
If your heart should open, love do not fear Or if your eyes in happiness shed a tear…
Love is a strange thing. It is a flower, so delicate that a touch will broke it & so strong that nothing will stop its growth. think how often we miss love in a life time by a wrong gesture..
by an unspoken word.. by not keeping silent at the right time..
Do you believe dreams come true ???..I know I do…
ber-Husnuzan lah kpd Allah SWT…

Liyana Z****** artinya Kelembutan & yg cantik berseri.

I strongly believe with your dreams, because it starts with your dreams is a love can be achieved…

yupz…beautiful name…mudah2an sesuai harapan yg m’berikan nama…hehehe…thankyuu..

..moga2 tekabul ya do’any…^_^

Bismillaahir rohmanir rohiim…

Robbighfirlii wa liwaalidayya warhamhumma
kamaa robbayaanii shoghiiroo

“Yaa Allah Yaa Rabb,
ampunilah aku dan kedua orangtua kami,
dan sayangilah mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidikku dan kedua adikku sewaktu kecil.”

Ya Allah,

Rendahkanlah suaraku bagi mereka,
Perindahlah ucapanku di depan mereka.
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkanlah hatiku untuk mereka.

Ya Allah,

Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya
Atas didikan mereka padaku dan kedua adikku…
Pahala yang besar
Atas kesayangan yang mereka limpahkan padaku dan kedua adikku,

Peliharalah mereka
Sebagaimana mereka memelihara kami.

Ya Allah,

Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan,
atau kesusahan yang mereka derita karena aku,
atau hilangnya sesuatu hak mereka karena perbuatanku,
jadikanlah itu semua
Penyebab rontoknya dosa-dosa mereka,
Meningginya kedudukan mereka dan
Bertambahnya pahala kebaikan mereka dengan perkenan-Mu, ya Allah

sebab hanya Engkaulah
yang berhak membalas kejahatan dengan kebaikan berlipat ganda.

Ya Allah,

Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa’at untukku.
Tetapi jika magfirah-Mu lebih dahulu mencapai diriku,
Maka izinkahlah aku memberi syafa’at untuk mereka,
sehingga kami semua berkumpul
Bersama dengan santunan-Mu
di tempat kediaman yang dinaungi kemulian-Mu,
ampunan-Mu serta rahmat-Mu.

Sesungguhnya Engkaulah
yang memiliki Karunia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir dan
Engkaulah yang Maha Pengasih Diantara semua pengasih.

Astaghfirullahal Adhiim
Laa haula wa laa quwwata illaa billaah…

special to our dad…Happy Birthday…

Semoga panjang umur & sehat selalu…amin Illahi amin Yaa Rabb…

born in 24 maret 1945 Lanjut Baca »